Wisata Buku Islam
Syarah Aqidah Wasithiyah – Syaikh Muhammad Al Utsaimin – Penerbit Darul Falah
Nama Buku : Syarah Aqidah Wasithiyah
Ukuran/Hal : 15 x 23 cm / 880 halaman
Berat: 1800 gram
Penulis: Syaikh Muhammad Al Utsaimin
Penerbit: Penerbit Darul Falah
Harga : Rp 180.000 ,- –> Rp 160.000
Anda Hemat: Rp 20.000,-
Pesan via Whatsapp/Telpon
Sinopsis Buku Syarah Aqidah Wasithiyah – Syaikh Muhammad Al Utsaimin – Penerbit Darul Falah
Kitab yang diberi judul Syarah Aqidah Wasithiyah ini disusun oleh tinta umat di zamannya; Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah Rahimahullah. Tokoh yang memiliki pembelaan atas kebenaran dari ancaman ahli kebathilan, dan kitab-kitabnya yang telah teruji. Pada hakekatnya, dia adalah bagian dari nikmat Allah Subhanahu wa Ta’ala bagi umat ini, karena dengan perantaraan dirinya telah terpatahkan laju berbagai perkara besar yang sangat mengancam keberadaan aqidah Islamiyah.
Kitab ini menjadi panduan bagi para pelajar yang belajar dengan Syaikh Al-Utsaimin. Beliau menjelaskan intisari aqidah Ahlussunnah wal Jama’ah yang tertuang dalam kitab ini dengan bahasa yang dapat dimengerti oleh orang awam sekalipun. Dengan kemudahan yang diberikan Allah Subhanahu wa Ta’ala tampaknya benang merah kedudukan aqidah yang shahihah di antara kerumunan aliran menyimpang yang menggerogotinya.
Kita senantiasa memohon kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala agar sudi kiranya menghadirkan manfaat melalui syarah ini sebagaimana manfaat yang telah muncul dari kitab aslinya. Dan agar sudi kiranya menjadikan kita di antara para da’i dan pendukung serta pembela dakwah yang berjalan di atas aqidah Ahlussunnah wal Jama’ah. Amin.
Daftar Isi Buku Syarah Aqidah Wasithiyah – Syaikh Muhammad Al Utsaimin – Penerbit Darul Falah
DAFTAR ISI
MUKADIMAH PENSYARAH xxxix
MUKADIMAH xli
Para Ulama Membagi Tauhid Menjadi Tiga Macam: xlii
1. Tauhid Rububiyah xlii
2. Tauhid Uluhiyah xlvi
3. Tauhid Asma’ dan Sifat li
SYARAH:
“Dengan nama Allah” 1
“Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang Segala puji bagi Allah yang telah mengutus Rasul-Nya” 2
“Dengan membawa petunjuk dan agama yang benar untuk mengunggulkannya di atas semua agama yang ada.” 4
“Dan cukuplah Allah sebagai saksi.” 5
“Dan aku bersaks bahwa tiada Tuhan yang berhak untuk disembah selain Allah Yang Esa, tiada sekutu bagi-Nya, sebagai ketetapan baginya, dan sebagai pengesaan terhadap-Nya tauhid, dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba.” 7
“Dan Rasul-Nya, Semoga Allah melimpahkan shalawat kepada beliau, keluarga dan para shahabatnya.” 10
“Juga semoga dilimpahkan salam dengan sebanyak-banyaknya.” 12
“Amma ba’du. Dan ini adalah.” 13
“Adalah i’tikad kelompok yang selamat.” 14
“Yang ditolong hingga tiba hari Kiamat.” 15
“Ahlussunnah wal Jama’ah.” 17
“Yang ditolong hingga tiba hari Kiamat.” 15
“Ahlussunnah wal Jama’ah.” 17
“Yaitu, iman kepada Allah.” 19
“Dan para malaikat-Nya.” 24
“Dan kitab-kitab-Nya, dan para Rasul-Nya.” 30
“Dan kebangkitan setelah kematian.” 33
“Dan iman kepada qadar yang baik maupun yang buruk.” 35
“Di antara iman kepada Allah adalah iman kepada apa-apa yang dikaitkan kepada-Nya berupa sifat di dalam Kitab-Nya.” 38
Pembahasan Pertama 39
Pembahasan Kedua 39
Pembahasan Ketiga 42
Pembahasan Keempat 42
Pembahasan Kelima 42
Pembahasan Keenam 45
“Juga apa-apa yang ditetapkan sebagai sifat-Nya oleh Rasul-Nya.” 48
“Tanpa tahrif.” 51
“Dan tidak dengan peniadaan (ta’thil).” 56
“Dan tanpa rekayasa.” 62
“Dengan tidak menyerupakan.” 67
Dalil-dalil Sam’i 68
“Bahkan mereka beriman bahwa Allah Subhanahu, “Tiada sesuatu pun yang serupa dengan Dia, dan Dialah Yang Maha Mendengar dan Maha Melihat.” 78
“Maka, mereka tidak menafikan apa-apa yang Allah menyifati Dzat-Nya dengannya.” 83
“Dan mereka tidak melakukan perubahan kata-kata dari posisi-posisinya.” 84
“Dan mereka tidak mengingkari asma’ Allah dan ayat-ayat-Nya.” 85
“Dan mereka juga tidak merekayasa, tidak menyerupakan sifat-sifat-Nya denga sifat-sifat makhluk-Nya karena Dia Subhanahu.” 92
“Tiada bandingan bagi-Nya, tiada tara bagi-Nya, dan tiada sekutu bagi-Nya, juga tidak dikiaskan kepada makhluk-Nya Subhanahu wa Ta’ala 93
“Sesungguhnya Dia Subhanahu wa Ta’ala lebih tahu akan Dzat-Nya sendiri dan selain Dzat-Nya sendiri. Paling jujur firman-Nya dan paling bagus ungkapan-Nya daripada makhluk-Nya.” 96
“Kemudian para rasulnya yang jujur, dapat dibenarkan.” 100
“Berbeda dengan orang-orang yang mengatakan tentang-Nya dengan apa-apa yang tidak mereka ketahui.” 103
Oleh sebab itu, Allah berfirman, “Mahasuci Tuhanmu yang mempunyai keperkasaan dari apa yang mereka katakan. Dan kesejahteraan dilimpahkan atas para rasul. Dan segala puji bagi Allah Tuhan seru sekalian alam.” (Ash-Shaaffat: 180-182) 104
“Maka, Dia mensucikan Dzat-Nya dari apa-apa yang dijadikan sifat untuk-Nya oleh orang-orang yang menentang para rasul. Juga memberikan salam kepada para utusan karena keselamatan apa-apa yang mereka katakan dari segala kekurangan dan cela. Dia Subhanahu wa Ta’ala telah menggabungkan dalam apa-apa yang dijadikan sifat dan nama bagi Dzat-Nya antara penafian dan penetapan.” 105
“Maka, bagi Ahlussunnah wal Jama’ah tiada sikap meninggalkan apa-apa yang telah dibawa oleh para utusan.” 112
“Sesungguhnya yang demikian itu adalah jalan yang lurus jalan orang-orang yang Engkau beri nikmat.” 115
“Dari para nabi dan orang-orang yang teguh imannya kepada rasul, para syuhada’, dan orang-orang shalih.” 117
“telah masuk ke dalam kalimat ini apa-apa yang Allah menetapkan sifat bagi Dzat-Nya di dalam surat Al-Ikhlas yang setara dengan sepertiga Al-Qur’an itu…” 120
Di mana Dia berfirman, “Katakanlah, ‘Dialah Allah Yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu’.” 122
“Dia tiada beranak dan tiada pula diperanakkan, dan tiada seorang pun yang setara dengan Dia.” 125
“Apa-apa yang dijadikan sifat bagi Dzat-Nya di dalam ayat Kitabullah yang paling agung.” 126
Di mana Dia berfirman, “Allah, tiada Tuhan (yang berhak disembah); melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus-menerus mengurus (makhluk-Nya).” 128
“Tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi.” 130
“Tiada yang dapat memberi syafaat di sisi Allah tanpa izin-Nya.” 132
“Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah, melainkan apa yang dikehendaki-Nya Kursi Allah meliputi langit dan bumi.” 134
“Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Mahatinggi Mahabesar.” 136
“Oleh sebab itu, siapa saja yang membaca ayat ini pada suatu malam, maka selalu di sisinya penjaga dari Allah dan dia tidak akan di dekati syetan hingga pagi, dan firman-Nya Subhanahu,” 142
“Dialah yang awal dan yang akhir, yang lahir dan yang batin.” 143
“Dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu.” 147
Dan firman Allah Subhanahu, “Dan bertakwakallah.” 148
“Kepada Yang Hidup dan tidak pernah akan mati.” Juga firman-Nya, “Dan Dialah Yang Maha Mengetahui dan Maha Bijaksana.” 150
Firman-Nya, “Nabi menjawab, “Telah diberitahukan kepadaku oleh Allah Yang Maha Mengetahui dan Maha Mengenal.” 153
“Dia Mengetahui apa yang masuk ke dalam bumi, apa yang keluar daripadanya, apa yang turun dari langit dan apa yang naik kepadanya.” (Saba’: 2) 154
“Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib; tidak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir biji-pun dalam kegelapan bumi, dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfudz)” (Al-An’am: 59) 154
“Dan tidak ada seorang perempuanpun mengandung dan tidak (pula) melahirkan melainkan dengan sepengetahuan-Nya.” (Fathir: 11) 154
“… Agar kamu mengetahui bahwasanya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu, dan Sesungguhnya Allah ilmu-Nya benar-benar meliputi segala sesuatu.” (Ath-Thalaq: 12) 154
Firmannya, “Sesunguhnya Allah, Dialah Maha Pemberi rezeki.” 165
“Yang mempunyai kekuatan lagi sangat kokoh.” (Adz-Dzaariyaat: 58) 167
Firman-Nya, “Tiada sesuatu pun yang serupa dengan Dia, dan Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” (Asy-Syura: 11) 168
Firman-Nya: “Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” 172
Firman-Nya, “Dan mengapa kamu tidak mengucapkan tatkala kamu memasuki kebunmu: \Maa syaaa Allah, laa quwwata illaa billah (Sungguh atas kehendak Allah semua ini terwujud, tiada kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah).” 175
Dan firman-Nya: “Seandainya Allah menghendaki, tidaklah mereka berbunuh-bunuhnan. Akan tetapi, Allah berbuat apa yang dikehendaki-Nya.” 178
Firman-Nya: “Dihalalkan bagimu binatang ternak, kecuali yang akan dibacakan kepadamu. (Yang demikian itu) dengan tidak menghalalkan berburu ketika kamu sedang mengerjakan haji. Sesungguhnya Allah menetapkan hukum-hukum menurut yang dikehendaki-Nya.” 180
Firman-Nya: “Barangsiapa yang Allah menghendaki akan memberikan kepadanya petunjuk, niscaya Dia melapangkan dadanya untuk (memeluk agama) Islam. Dan barangsiapa yang dikehendaki Allah kesesatannya, niscaya Allah menjadikan dadanya sesak lagi sempit, seolah-olah ia sedang mendaki ke langit.” 182
Firman-Nya, “Dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik.” 188
“Dan berlaku adillah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil.” 191
“Maka, selama mereka berlaku lurus terhadapmu, hendaklah kamu berlaku lurus (pula) terhadap mereka. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertakwa.” 194
“Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang taubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri.” 196
Firman-Nya, “Katakanlah: “Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihimu.’” 197
Firman-Nya, “Maka, kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan mereka pun mencintai-Nya….” 198
Firman-Nya: “Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berperang di jalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh.” 201
Firman-Nya: “Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Pengasih.” 203
Firman-Nya: “Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemarah lagi Maha Penyayang.” 212
Sifat Ar-Rahman “Kasih Sayang” 212
“Ya Tuhan Kami, rahmat dan ilmu Engkau meliputi segala sesuatu.” 213
“Dan adalah Dia Maha Penyayang kepada orang-orang yang beriman.” 215
“Dan rahmat-Ku meliputi segala sesuatu.” (Al-A’raaf: 156) “Tuhanmu telah menetapkan atas diri-Nya kasih sayang.” (Al-An’aam: 54) 216
“Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” 218
“Maka, Allah adalah sebaik-baik Penjaga dan Dia adalah Maha Penyayang di antara para penyayang.” 219
Firman-Nya: “Allah ridha terhadap mereka dan mereka pun ridha terhadap-Nya.” 224
Sifat Ar-Ridhaa ‘Ridha’ 224
Firman-Nya, “Dan barangsiapa yang membunuh seorang mukmin dengan sengaja, maka balasannya lialah Jahannam, kekal ia di dalamnya dan Allah murka kepadanya, dan mengutukinya serta menyediakan adzab yang besar baginya.” 227
Firman-Nya, “Yang demikian itu adalah karena sesungguhnya mereka mengikuti apa yang menimbulkan kemurkaan Allah dan (karena) mereka membenci (apa yang menimbulkan) keridhoan-Nya.” 234
Firman-Nya, “Maka, tatkala mereka membuat Kami murka, Kami menghukum mereka.” 235
Firman-Nya, “… Tetapi Allah tidak menyukai keberangkatan mereka, maka Allah melemahkan keinginan mereka, dan dikatakan kepada mereka: ‘Tinggallah kamu bersama orang-orang yang tinggal itu’.” 237
Firman-Nya, “Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tiada kamu kerjakan.” 240
Firman-Nya, “Tiada yang mereka nanti-nantikan, melainkan datangnya Allah dan malaikat (pada hari Kiamat) dalam naungan awan, dan diputuskanlah perkaranya.” 241
Ayat-ayat tentang Sifat Al-Majii’u dan Al-Ityaanu ‘Datang’ 241
Firman-Nya, “Yang mereka nanti-nanti tidak lain hanyalah kedatangan malaikat kepada mereka (untuk mencabut nyawa mereka); atau kedatangan Tuhanmu atau kedatangan sebagian tanda-tanda Tuhanmu.” 243
“Jangan (berbuat demikian). Apabila bumi diguncangkan berturut-turut, dan datanglah Tuhanmu; sedang malaikat berbaris-baris.” 245
“Dan (ingatlah) hari (ketika) langit pecah-belah mengeluarkan kabut putih dan diturunkanlah malaikat bergelombang-gelombang.” 246
Penentang Ahlussunnah wal Jama’ah dan Bantahan atas Mereka 247
Firman-Nya, “Dan tetap kekal wajah Tuhanmu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan. Tiap-tiap sesuatu pasti binasa, kecuali Allah.” (Al-Qashash: 88) 250
Sifat Al-Wajhu ‘Wajah’ bagi Allah 250
Firman-Nya, “Apakah yang menghalangi kamu sujud kepada yang telah Ku-ciptakan dengan kedua tangan-Ku.” (Shaad: 75) “Orang-orang Yahudi berkata: “Tangan Allah terbelenggu”, sebenarnya tangan merekalah yang dibelenggu dan merekalah yang dilaknat disebabkan apa yang telah mereka katakan itu. (tidak demikian), tetapi kedua-dua tangan Allah terbuka; Dia menafkahkan sebagaimana Dia kehendaki.” (Al-Maidah: 64) 259
Penetapan Al-Yadaini ‘Dua Tangan’ bagi Allah 259
– Dalam Al-Kitab 268
Firman-Nya: “Dan bersabarlah dalam menunggu ketetapan Tuhanmu, Maka Sesungguhnya kamu berada dalam penglihatan Kami,” (Ath-Thuur: 48) “Dan Kami angkut Nuh ke atas (bahtera) yang terbuat dari papan dan paku, yang berlayar dengan pemeliharaan Kami sebagai belasan bagi orang-orang yang diingkari (Nuh).” (Al-Qamar: 13-14) “Dan aku telah melimpahkan kepadamu kasih sayang yang datang dari-Ku; dan supaya kamu diasuh di bawah pengawasan-Ku.” (Thahaa: 39) 277
Penetapan Al-‘Ainain ‘Dua Mata’ bagi Allah 277
Firman-Nya, “Sesungguhnya Allah telah mendengar perkataan wanita yang memajukan gugatan kepada kamu tentang suaminya, dan mengadukan (halnya) kepada Allah. Dan Allah mendengar soal-jawab antara kamu berdua. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” 291
Sifat (As-Sama’u) ‘Pendengaran’ dan (Al-Bashru) ‘Penglihatan’ bagi Allah Ta’ala 291
“Apakah mereka mengira, bahwa Kami tidak mendengar rahasia dan bisikan-bisikan mereka? Sebenarnya (Kami mendengar), dan utusan-utusan (malaikat-malaikat) Kami selalu mencatat di sisi mereka.” (Az-Zukhruf: 80) 293
“Apakah mereka mengira, bahwa Kami tidak mendengar rahasia dan bisikan-bisikan mereka? Sebenarnya (Kami mendengar), dan utusan-utusan (malaikat-malaikat) Kami selalu mencatat di sisi mereka.” (Az-Zukhruf: 80) 294
Firman-Nya, “Sesungguhnya Aku beserta kamu berdua, Aku mendengar dan melihat.” 296
Firman-Nya, “Tidaklah dia mengetahui bahwa sesungguhnya Allah melihat segala perbuatannya?” 296
Firman-Nya, “Yang melihat kamu ketika kamu berdiri (untuk sembahyang); dan (melihat pula) perubahan gerak badanmu di antara orang-orang yang sujud. Sesungguhnya Dia adalah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” 298
“Dan katakanlah: ‘Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu’.” 299
Firman-Nya, “Dan Dialah Tuhan Yang Maha Keras siksa-Nya.” (Ar-Ra’ad: 13). Firman-Nya, “Orang-orang kafir itu membuat tipu daya, dan Allah membalas tipu daya mereka itu. dan Allah Sebaik-baik pembalas tipu daya.” (Ali-Imran: 54). Firman-Nya, “Dan merekapun merencanakan makar dengan sungguh-sungguh dan Kami merencanakan makar (pula), sedang mereka tidak menyadari.” (An-Naml: 50). Firman-Nya, “Sesungguhnya orang kafir itu merencanakan tipu daya yang jahat dengan sebenar-benarnya. Dan Aku pun membuat rencana (pula) dengan sebenar-benarnya.” (Ath-Thariq: 15-16) 302
“Jika kamu menyatakan sesuatu kebaikan, menyembunyikan, atau memaafkan sesuatu kesalahan (orang lain); maka sesungguhnya Allah Maha Pemaaf lagi Mahakuasa.” 310
Sifat (Al-Makru) ‘Makar’, dan (Al-Kaidu) ‘Tipu Daya’ dan (Al-Mikhalu) ‘Menyiksa’ bagi Allah Ta’ala 302
Sifat (Al-‘Afwu) ‘Maaf’, (Al-Qudratu) ‘Kuasa’, (Al-Maghfiratu) ‘Ampunan’, (Ar-Rahmatu) ‘Rahmat’, dan (Al-‘Izzatu) ‘Kebanggaan’ 310
“Dan hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak ingin bahwa Allah mengampunimu? Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” 313
Firman-Nya, “Padahal kekuatan itu hanyalah bagi Allah, bagi Rasul-Nya, dan bagi orang-orang mukmin.” 316
Firman-Nya tentang Iblis, “Iblis menjawab: ‘Demi kekuasaan Engkau, aku akan menyesatkan mereka semuanya.’” 319
Firman-Nya, “Mahaagung nama Tuhanmu yang mempunyai kebesaran dan karunia.” 321
Penetapan (Al-Ismu) “Nama’ bagi Allah Ta’ala 321
Firman-Nya, “Maka, sembahlah Dia dan berteguh hatilah dalam beribadat kepada-Nya. Apakah kamu mengetahui ada seorang yang sama dengan Dia (yang patut disembah?)” 323
Ayat-ayat Sifat yang Dinafikan dalam Rangka Mensucikan Allah dan Menafikan Permisalan Dengan-Nya 323
Firman-Nya, “Dan tiada seorang pun yang setara dengan Dia. Karena itu janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah, padahal kamu mengetahui.” 325
“Dan di antara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah.” 327
“Dan katakanlah: ‘Segala puji bagi Allah yang tidak mempunyai anak dan tidak mempunyai sekutu dalam kerajaan-Nya; dan Dia bukan pula hina yang memerlukan pertolongan; dan agungkanlah Dia dengan pengagungan yang sebesar-besarnya’.” 329
“Senantiasa bertasbih kepada Allah apa yang di langit dan apa yang di bumi; hanya Allahlah yang mempunyai semua kerajaan dan semua puji-pujian; dan Dia Mahakuasa atas segala sesuatu.” 333
“Mahasuci Allah yang telah menurunkan Al-Furqaan (Al-Qur’an) kepada hamba-Nya, agar dia menjadi pemberi peringatan kepada seluruh alam, yang kepunyaan-Nyalah kerajaan langit dan bumi, dan Dia tidak mempunyai anak, dan tiada sekutu bagi-Nya dalam kekuasaan(Nya); dan Dia telah menciptakan segala sesuatu, dan Dia menetapkan ukuran-ukurannya dengan serapi-rapinya.” 335
“Allah sekali-kali tidak mempunyai anak, dan sekali-kali tiada tuhan (yang lain) beserta-Nya, jika ada tuhan beserta-Nya, masing-masing tuhan itu akan membawa makhluk yang diciptakannya, dan sebagian dari tuhan-tuhan itu akan mengalahkan sebagian yang lain. Mahasuci Allah dari apa yang mereka sifatkan itu. Yang Mengetahui semua yang ghaib dan semua yang nampak, maka Mahatinggilah Dia dari apa yang mereka persekutukan.” 339
“Maka, janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah. Sesungguhnya Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” 342
“Katakanlah: ‘Tuhanku hanya mengharamkan perbuatan yang keji, baik yang nampak ataupun yang tersembunyi, dan perbuatan dosa melanggar hak manusia tanpa alasan yang benar, (mengaharamkan) mempersekutukan Allah dengan sesuatu yang Allah tidak menurun-kan hujjah untuk itu dan (mengharamkan) mengada-adakan terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui’.” 345
Firman-Nya, “(Yaitu) Yang Maha Pemurah, yang bersemayam di atas ‘Arsy” (Thaaha: 5). “Lalu Dia bersemayam di atas ‘Arsy” (Al-A’raf: 54). Ini disebutkan di dalam tujuh tempat di dalam surat Al-A’raf. Firman-Nya, “Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas ‘Arsy.” (Al-A’raf: 54) 349
Allah Bersemayam di atas Arsy-Nya 349
Allah berfirman dalam surat Yunus Alaihissalam, “Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam di atas ‘Arsy….” Allah juga berfirman dalam surat Ar-Ra’d, “Allah yang meninggikan langit tanpa tiang (sebagaimana) yang kamu lihat, kemudian Dia bersemayam di atas ‘Arsy….” 357
Allah berfirman di dalam surat Thaha: “(Yaitu) Tuhan Yang Maha Pemurah, Yang bersemayam di atas ‘Arsy” Allah juga berfirman dalam surat Al-Furqan: 59, “….Kemudian Dia bersemayam di atas ‘Arsy” 358
Allah berfirman di dalam surat Alif Laam Miim (As-Sajdah), “Allah yang menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam di atas ‘Arsy”. Allah juga berfirman dalam surat Al-Hadid, “Dialah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa; kemudian Dia bersemayam di atas ‘Arsy.” 359
Firman-Nya, “Hai Isa, sesungguhnya Aku akan menyampaikan kamu kepada akhir ajalmu dan mengangkat kamu kepada-Ku…” 362
Penetapan Ketinggian Allah atas Semua Makhluk-Nya 362
“tetapi (yang sebenarnya); Allah telah mengangkat Isa kepada-Nya.” 370
“Kepada-Nyalah naik perkataan-perkataan yang baik dan amal yang shalih dinaikkan-Nya.” (Fathir: 10) “Hai Haman, buatkanlah bagiku sebuah bangunan yang Tinggi supaya aku sampai ke pintu-pintu, (yaitu) pintu-pintu langit, supaya aku dapat melihat Tuhan Musa dan Sesungguhnya aku memandangnya seorang pendusta”. (Ghafir: 36-37) 371
“Apakah kamu merasa aman terhadap Allah yang di langit bahwa Dia akan menjungkirbalikkan bumi bersama kamu, sehingga dengan tiba-tiba bumi itu berguncang? Atau apakah kamu merasa aman terhadap Allah yang di langit bahwa Dia akan mengirimkan badai yang berbatu. Maka, kelak kamu akan mengetahui bagaimana (akibat mendustakan) peringatan-Ku?” 373
Firman-Nya, “Dialah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam di atas ‘Arsy, Dia mengetahui apa yang masuk ke dalam bumi dan apa yang keluar daripadanya dan apa yang turun dari langit dan apa yang baik kepadanya. Dan Dia bersama kamu di mana saja kamu berada. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.” 378
Penetapan Ma’iyah ‘Kebersamaan’ Allah dengan Hamba-Nya 378
“Tiada pembicaraan rahasia antara tiga orang melainkan Dialah yang keempatnya. Dan tiada (pembicaraan antara) lima orang, melainkan Dialah yang keenamnya. Dan tiada (pula) pembicaraan antara (jumlah) yang kurang dari itu atau lebih banyak, melainkan Dia akan memberitakan kepada mereka di manapun mereka berada. Emudian Dia akan memberitakan kepada mereka pada hari Kiamat apa yang telah mereka kerjakan. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” 387
Firman-Nya, “Janganlah kamu berdukacita, sesungguhnya Allah beserta kita”. 389
“Sesungguhnya Aku beserta kamu berdua, Aku mendengar dan melihat.” 391
Firman-Nya, “Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang bertakwa dan orang-orang yang berbuat kebaikan.” (An-Nahl: 128) 392
Dan firman-Nya, “…Dan Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar’.” (Al-Anfal: 46) 392
“Betapa banyak terjadi golongan yang sedikit dapat mengalahkan golongan yang banyak dengan izin Allah. Dan Allah beserta orang-orang yang sabar.” 394
“Dan siapakah orang yang lebih benar perkataan(nya) daripada Allah” (An-Nisa’: 87). “Dan siapakah yang lebih benar perkataannya dari pada Allah?” (An-Nisa’: 122) 396
Penetapan Sifat Perkataan bagi Allah dan bahwa Al-Qur’an adalah Bagian dari Perkataan-Nya Ta’ala 396
“Dan (ingatlah) ketika Allah berfirman: ‘Hai Isa putra Maryam’.” 397
“Telah sempurnalah kalimat Tuhanmu (Al-Quran) sebagai kalimat yang benar dan adil.” (Al-An’am: 115) Dan ungkapan-Nya ‘Dan Allah telah berbicara kepada Musa dengan langsung’,” (An-Nisa: 164 398
“Di antara mereka ada yang Allah berkata-kata (langsung dengan dia)” (Al-Baqarah: 253). Dan Firman-Nya, “Dan tatkala Musa datang untuk (munajat dengan Kami) pada waktu yang telah Kami tentukan dan Tuhan telah berfirman (langsung) kepadanya,” (Al-A’raf: 143). Firman-Nya yang lain, “Dan Kami telah memanggilnya dari sebelah kanan Gunung Thur dan Kami telah mendekatkannya kepada Kami di waktu dia munajat (kepada Kami).” (Maryam: 53) 400
“Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu menyeru Musa (dengan firman-Nya): “Datangilah kaum yang zalim itu,” (Asy-Syu’ara: 10) 402
“Kemudian Tuhan mereka menyeru mereka: “Bukankah aku telah melarang kamu berdua dari pohon kayu itu.” (Al-A’raf: 22) 402
“Dan (ingatlah) hari (di waktu) Allah menyeru mereka, seraya berkata: “Apakah jawabanmu kepada Para rasul?” (Al-Qashash: 65) 403
Penetapan bahwa Al-Qur’an adalah Firman Allah 403
“Dan jika seorang di antara orang-orang musyrikin itu meminta perlindungan kepadamu, maka lindungilah ia supaya ia sempat mendengar firman Allah.” 405
“Padahal segolongan dari mereka mendengar firman Allah, lalu mereka mengubahnya setelah mereka memahaminya, sedang mereka mengetahui.” 413
“Mereka hendak mengubah janji Allah. Katakanlah, ‘Kamu sekali-kali tidak (boleh) mengikuti kami: demikian Allah telah menetapkan sebelumnya’.” 414
“Dan bacakanlah apa yang diwahyukan, yaitu kitab Tuhanmu (Al-Qur’an). Tiada (seorang pun) yang dapat mengubah kalimat-kalimat-Nya.” 415
“Sesungguhnya Al-Qur’an ini menjelaskan kepada bani Israil sebagian besar dari (perkra-perkara) yang mereka perselisihkan tentangnya.” 416
“Dan Al-Qur’an itu adalah kitab yang Kami turunkan yang diberkati.” 417
Penetapan bahwa Al-Qur’an Diturunkan dari Allah 417
“Jika sekiranya Kami menurunkan Al-Qur’an ini kepada sebuah gunung, pasti kamu akan melihatnya tunduk terpecah belah disebabkan takut kepada Allah.” 418
“Dan apabila Kami letakkan suatu ayat di tempat ayat yang lain sebagai penggantinya, padahal Allah lebih mengetahui apa yang diturunkan-Nya, mereka berkata, ‘Sesungguhnya kamu adalah orang yang mengada-adakan saja’. Bahkan kebanyakan mereka tiada mengetahui. Katakanlah: ‘Ruhul Qudus (Jibril) menurunkan Al-Qur’an itu dari Tuhanmu dengan benar, untuk meneguhkan (hati) orang-orang yang telah beriman, dan menjadi petunjuk serta kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri (kepada Allah).” Dan sesungguhnya Kami mengetahui bahwa mereka berkata: ‘Sesungguhnya Al-Qur’an ini diajarkan oleh seorang manusia kepadanya (Muhammad).’ Padahal, bahasa orang yang mereka tuduhkan (bahwa) Muhammad belajar kepadanya bahasa ‘ajam, sedang Al-Qur’an adalah dalam bahasa Arab yang terang.” 421
“Wajah-wajah (orang-orang mukmin) pada hari itu berseri-seri, kepada Tuhannyalah mereka melihat.” 429
Penetapan Penglihatan Kaum Mukminin kepada Rabb mereka pada Hari Kiamat 429
“Mereka (duduk) di atas dipan-dipan sambil memandang.” 431
“Bagi orang-orang yang berbuat baik, ada pahala yang terbaik (surga) dan tambahannya.” 434
“Mereka di dalamnya memperoleh apa yang mereka kehendaki; dan pada sisi Kami ada tambahannya.” 435
“Dan bab seperti ini di dalam Kitabullah sangat banyak. Dan orang yang menadaburi Al-Qur’an karena mencari petunjuk dari-Nya, maka akan jelas baginya jalan kebenaran.” 442
Pasal: Tentang Sunnah Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam 445
Pasal:
TENTANG SUNNAH RASULULLAH SHALLALLAHU ALAIHI WA SALLAM 445
“Maka, sunnah itu menafsiri Al-Qur’an dan menjelaskannya.” 446
“Menunjukkannya dan mengungkapkannya.” 448
“Apa-apa yang dengannya Rasulullah menyifati Rabbnya Azza wa Jalla dalam beberapa hadits shahih yang diterima oleh para ahli ilmu dengan syarat penerimaan yang baik. Juga wajib beriman kepadanya.” 449
Seperti sabda beliau Shallallahu Alaihi wa Sallam, “Rab kita turun ke langit bumi setiap malam, yaitu ketika tinggal sepertiga malam yang terakhir. Dia berfirman, ‘Siapa saja berdo’a kepada-Ku, maka Aku mengabulkannya. Dan siapa yang meminta kepada-Ku, maka Aku memberinya. Siapa saja yang memohon ampun kepada-Ku, maka Aku ampuni dia’.” (Muttafaq alaih) 453
Pasal:
TENTANG HADITS-HADITS SIFAT 453
Dan sabda beliau Shallallahu Alaihi wa Sallam, “Allah lebih besar rasa kegembiraan-Nya karena taubat seorang hamba-Nya daripada salah seorang dari kalian dengan binatang tunggangannya….” (Muttafaq alaih) 458
Dan sabda beliau Shallallahu Alaihi wa Sallam, “Allah tertawa kepada ldua orang yang satu membunuh yang lain dan kedua-duanya masuk surga.” (Muttafaq alaih) 463
Dan sabda beliau Shallallahu Alaihi wa Sallam, “Rabb kita takjub dari keputusasaan para hamba-Nya dengan sangat dekatnya perubahan yang akan terjadi. Dia melihat kepada kalian dengan mata-Nya ketika kalian dalam keadaan putus asa. Sehingga Dia tertawa karena mengetahui bahwa jalan keluar kalian itu sudah sangat dekat.” (Hadits hasan) 466
Dan sabda beliau Shallallahu Alaihi wa Sallam, “Masih saja Jahannam disisi dengan dilemparkan kepadanya (manusia) sehingga dia berkata, ‘Apakah masih ada tambahan?’ hingga Rabb Yang Mahaperkasa meletakkan kakinya ke dalamnya (dalam suatu riwayat: di dalamnya telapak kakinya) sehingga sebagian isinya bertumpuk dengan sebagian isinya yang lain. Sehingga ia berkata, ‘Cukup, cukup’.” (Muttafaq alaih) 470
Dan sabda beliau Shallallahu Alaihi wa Sallam, “Allah Ta’ala berfirman, ‘Wahai Adam!”, maka dia menjawab, ‘Aku siap penuhi panggilan-Mu dan dengan memuliakan-Mu’. Lalu ia dipanggil dengan suara, ‘Sesungguhnya Allah memerintahkan kepadamu agar kamu mengeluarkan dari keturunanmu yang akan digiring ke dalam neraka’.” (Muttafaq alaih) 474
Sabda beliau Shallallahu Alaihi wa Sallam, “Tiada seorang pun, melainkan dia akan diajak bicara oleh Rabbnya. Tiada di antaranya dan antara Rabbnya juru bicara.” 476
Dan sabda beliau Shallallahu Alaihi wa Sallam berkenaan dengan ruqyah untuk orang sakit: “Rabb kami Allah yang di langit, Mahasuci nama-Mu, perintah-Mu di langit dan di bumi, sebagaimana rahmat-Mu di langit. Jadikanlah rahmat-Mu di atas bumi. Ampunilah dosa dan kesalahan kami. Engkau adalah Rabb orang-orang baik. Turunkanlah rahmat-rahmat-Mu dan kesembuhan dari kesembuhan-Mu atas penyakit ini.’ Sehingga sembuhlah.” (Hadits hasan diriwayatkan Abu Dawud dan lain-lain) 477
Dan sabda beliau Shallallahu Alaihi wa Sallam, “Tidaklah kalian semua percaya kepadaku, sedangkan aku adalah orang kepercayaan siapa yang ada di langit.” (Hadits shahih) 480
Dan sabda beliau Shallallahu Alaihi wa Sallam, “Arsy itu di atas air. Dan Allah di atas Arsy dan Dia mengetahui apa-apa yang kalian lakukan.” (Hadits hasan diriwayatkan Abu Dawud dan lain-lain) 482
Dan sabda beliau Shallallahu Alaihi wa Sallam kepada seorang budak wanita, “Di manakah Allah?” Dia menjawab, “Di langit.” Beliau bertanya, “Siapakah aku?” Dia menjawab, “Engkau adalah Rasulullah.” Beliau bersabda, “Merdekakan dia karena dia adalah mukminah.” (Diriwayatkan Muslim). 483
Dan sabda beliau Shallallahu Alaihi wa Sallam, “Sebaik-baik iman adalah hendaknya Anda mengetahui bahwa Allah senantiasa bersamamu di manapun Anda berada.” (Hadits hasan) 484
Dan sabda beliau Shallallahu Alaihi wa Sallam, “Jika salah seorang dari kalian berdiri menunaikan shalat, maka hendaknya tidak meludah ke arah depannya, dan juga tidak ke arah kanannya. Karena sesungguhnya Allah di depan wajahnya, tetapi ke arah kirinya atau ke bawah kakinya.” (Muttafaq alaih) 485
Dan sabda beliau Shallallahu Alaihi wa Sallam, “Ya Allah, Rabb langit tujuh lapis dan bumi dan Rabb Arsy yang agung. Wahai Rabb kami dan Rabb segala sesuatu, Penumbuh biji dan bibit tetumbuhan, yang menurunkan Taurat, Injil, dan Al-Qur’an. Aku berlindung kepada-Mu dari keburukan jiwaku, dan dari keburukan setiap binatang yang Engkau memegang ubun-ubunnya. Engkau yang mula-mula, maka tiada sesuatu apa pun sebelum-MU. Engkau yang terakhir, maka tiada apa-apa setelah-Mu. Engkau yang zhahir, maka tiada sesuatu apa pun di atas-Mu dan Engkau yang batin, maka tiada sesuatu apa pun di bawah-Mu. Lunaskanlah utang kami dan cukupkanlah kami dari kefakiran.” (Diriwayatkan Muslim) 487
Dan sabda beliau Shallallahu Alaihi wa Sallam ketika para shahabat meninggikan suara mereka dalam berdzikir, “Wahai sekalian manusia, berlaku mudahlah kepada diri kaian, karena sesungguhnya kalian tidak menyeru yang tuli atau yang lagi tiada, tetapi sesungguhnya kalian menyeru Yang Maha Mendengar dan Maha Melihat. Sesungguhnya yang kalian seru itu lebih dekat kepada salah seorang dari kalian daripada leher binatang tunggangannya.” (Muttafaq alaih) 493
Dan sabda beliau Shallallahu Alaihi wa Sallam, “Sesungguhnya kalian semua akan melihat Rabb kalian sebagaimana kalian melihat bulan pada malam purnama. Kalian tidak terhalang melihatnya. Jika kalian bisa tidak kalah untuk menunaikan shalat sebelum matahari terbit dan sebelum matahari terbenam, maka lakukanlah.” (Muttafaq alaih) 496
Dan hadits-hadits lain semacam itu yang di dalamnya Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam menyampaikan sesuatu tentang Rabbnya dengan apa-apa yang disampaikan-Nya kepada beliau. Karena sesungguhnya kelompok yang selamat adalah Ahlussunnah wal Jamaah. Mereka beriman kepada semua itu sebagaimana mereka beriman kepada apa-apa yang disampaikan oleh Allah di dalam Kitab-Nya yang mulia dengan tanpa penggantian dan pengosongan, tanpa rekayasa dan penyerupaan 500
“Bahkan mereka penengah di tengah-tengah kelompok-kelompok dalam umat sebagaimana umat ini penengah di tengah umat-umat yang lain.” 502
Pasal:
KEDUDUKAN AHLUSSUNNAH WAL JAMA’AH DI ANTARA KELOMPOK-KELOMPOK UMAT LAIN DAN MEREKA SEBAGAI PENENGAH 502
“Mereka itu penengah dalam bab sifat-sifat Allah antara ahli ta’thil dari golongan Jahmiyah dan ahli tamtsil dari golongan yang menyerupakan Allah dengan sesuatu yang lain.” 504
Pokok Pertama: Bab Asma dan Sifat 504
“Mereka penengah dalam bab perbuatan-perbuatan Allah Ta’ala di antara golongan Qadariyah dan Jabariyah.” 506
Pokok Kedua: Bab Perbuatan Hamba 506
“Dalam bab ancaman Allah di antara Murji’ah dan Wa’idiyah dari kalangan Qadariyah dan lain-lain” 507
Pokok Ketiga: Bab Ancaman 507
Dalam bab nama-nama iman, dan agama di antara Haruriyah dan Mu’tazilah; dan antara Murji’ah dan Jahmiyah 509
Pokok Keempat: Nama-nama Iman dan Agama 509
“Sedangkan berkenaan dengan para shahabat Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam mereka di antara Rawafidhah dan Khawarij.” 512
Pokok Kelima: Para Shahabat Radhiyallahu Anhum 512
Termasuk ke dalam apa yang telah kita sebutkan berupa iman kepada Allah: iman kepada apa-apa yang disampaikan oleh Allah di dalam Kitab-Nya, mutawatir dari Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam dan kesepakatan ;para pendahulu umat ini bahwa Dia berada di atas semua lapisan langit-Nya di atas Arsy-Nya, tempat yang tinggi di atas makhluk-Nya.” 515
Pasal:
BERKENAAN DENGAN MA’IYYAH DAN PENJELASAN TENTANG PENGGABUNGAN ANTARA MA’IYYAH DENGAN KETINGGIAN ALLAH DAN SEMAYAM-NYA DI ATAS ARSY-NYA 515
“Dan Dia bersama mereka di manapun mereka berada, dan Dia mengetahui apa-apa yang mereka lakukan.” 517
“Sebagaimana telah digabungkan antara semua itu dalam firman-Nya, ‘Dialah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa. Kemudian Dia bersemayam di atas ‘Arsy. Dia mengetahui apa yang masuk ke dalam bumi dan apa yang keluar daripadanya; dan apa yang turun dari langit dan apa yang naik kepadanya. Dan Dia bersama kamu di mana saja kamu berada. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.” 518
“Bukanlah makna firman-Nya: (Wahuwa ma’akum) ‘Dia bersama kamu’ adalah bahwa Allah bercampur dengan makhluk. Yang demikian tidak diharuskan oleh aspek bahasa. Yang demikian bertentangan dengan apa-apa yang telah menjadi kesepakatan umat dan bertentangan dengan apa yang diciptakan oleh Allah pada setiap manusia.” 519
“Bahkan; bulan adalah satu di antara tanda-tanda Allah dari makhluk-Nya yang paling kecil, dia berada di langit, dia bersama musafir dan orang yang bukan musafir di mana pun ia berasa.” 520
“Dia di atas Arsy mengawasi makhluk-Nya, memberikan keamanan kepada mereka; melihat mereka, dan lain sebagainya berupa makna-makna rububiyah lainnya.” Semua ungkapan yang diungkapkan bahwa Dia di atas Arsy dan Dia bersama kita adalah benar dan sebenar-benarnya, tidak membutuhkan perubahan, tetapi harus dipelihara dari prasangka-prasangka dusta seperti disangka bahwa arti eksplisit ungkapan (Fiissamaa’) bahwa Allah dilindungi atau dipayungi olehnya (langit). Yang demikian adalah bathil berdasarkan ijma’ ahli ilmu dan iman 523
“Sesungguhnya Kursi Allah telah meliputi semua langit dan bumi. Dialah yang menahan semua langit dan bumi supaya jangan lenyap. Dialah yang menahan langit agar tidak runtuh menimpa bumi, melainkan dengan izin-Nya.” 525
“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan Allah adalah tegaknya langit dan bumi dengan perintah-Nya.” 527
Pasal: Termasuk kepada yang demikian adalah iman bahwa Dia sangat dekat dengan makhluk-Nya dan mengabulkan 528
Pasal:
TENTANG KEDEKATAN ALLAH TA’ALA DAN PENGABULAN-NYA YANG DEMIKIAN TIDAK MENAFIKAN KETINGGIAN DAN KELUHURAN-NYA 528
“Sebagaimana digabungkan antara semua itu dalam firman-Nya, ‘Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, Maka (jawablah), bahwasanya aku adalah dekat. aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku’ (Al-Baqarah: 186). Dan sabda Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam kepada para shahabat ketika mereka meninggikan suara mereka dalam berdzikir, ‘Wahai sekalian manusia berlaku mudahlah kepada diri kalian, karena sesungguhnya kalian tidak menyeru yang tuli atau yang lagi tiada, tetapi sesungguhnya kalian menyeru Yang Maha Mendengar dan Maha Melihat. Sesungguhnya yang kalian seru itu lebih dekat kepada salah seorang dari kalian daripada leher binatang tunggangannya’. Dan semua yang disebutkan di dalam Al-Kitab dan As-Sunnah berkenaan dengan kedekatan dan ma’iyyah tidak menafikan apa-apa yang disebutkan berupa ketinggian dan keluhuran-Nya. Dia tiada sesuatu apa pun yang menyerupai-Nya dalam segala sifat-Nya. Dan Dia Mahatinggi dalam kedekatan-Nya dan Mahadekat dengan ketinggian-Nya 532
Pasal: “Dan diantara iman kepada Allah dan Kitab-kitab-Nya adalah iman bahwa Al-Qur’an adalah kalamullah yang diturunkan dan bukan makhluk.” 533
Pasal:
TENTANG IMAN BAHWA AL-QUR’AN ADALAH KALAMULLAH YANG SESUNGGUHNYA 513
“Dari-Nya bermula; kepada-Nya kembali dan sesungguhnya Allah berbicara dengannya dengan sebenarnya.” 534
“Dan bahwasanya Al-Qur’an yang diturunkan-Nya kepada Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam adalah kalamullah yang sesungguhnya. Bukan ucapan selain-Nya dan tidak boleh pengucapan suatu kata bahwa dia adalah cerita (pengulangan) terhadap kalamullah atau ungkapan tentangnya.” 536
“Bahkan, jika dibaca atau ditulis oleh orang dalam lembaran-lembaran maka dengan demikian tidak keluar untuk menjadi ucapan Allah yang sesungguhnya. Ucapan selalu diidhafahkan kepada penuturnya yang pertama dengan sebenar-benarnya dan bukan kepada orang yang mengatakannya sebagai penyampai atau pelaksana.” 538
“Itulah perkataan Allah yang terdiri dari huruf-huruf dan makna-maknanya Perkataan Allah bukan hanya huruf-huruf tanpa makna-makna dan bukan makna-makna tanpa huruf-huruf.” 539
Pasal: “Juga termasuk ke dalam apa yang kita sebutkan berupa iman kepada-Nya, kepada kitab-kitab-Nya dan kepada Rasul-Nya; iman bahwa orang-orang mukmin akan melihat-Nya pada hari kiamat dengan jelas mereka sebagaimana mereka melihat matahari di tengah hari dengan tiada awan di bawahnya.” 541
Pasal:
TENTANG IMAN KEPADA PENGLIHATAN ORANG-ORANG MUKMIN KEPADA RABB MEREKA PADA HARI KIAMAT DAN TEMPAT-TEMPAT DI MANA MEREKA MELIHATNYA 541
“Sebagaimana mereka melihat bulan pada malam purnama, mereka tidak saling menghalangi ketika melihatnya. Mereka melihat-Nya Subhanahu ketika mereka berada di padang pada hari Kiamat 542
“Kemudian mereka melihat-Nya setelah masuk ke dalam surga, sebagaimana yang dikehendaki oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.” 543
Pasal: “Di antara iman kepada hari Akhir adalah iman kepada semua yang disampaikan oleh Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam yang akan terjadi nanti setelah kematian.” 545
Pasal:
IMAN KEPADA HARI AKHIR 545
“Maka, mereka beriman kepada fitnah kubur, kepada adzab kubur, dan kepada kenikmatan kubur.” 548
“Sedangkan berkenaan dengan perkara ujian, maka semua manusia akan diuji.” 550
“Di dalam kubur mereka, maka kepada seseorang dikatakan.” 553
“Siapa Rabbmu? Apa agamamu? Siapa nabimu? Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu dalam kehidupan di dunia dan di akhirat.” 555
“Maka, seorang mukmin berkata, ‘Rabbku adalah Allah, Islam adalah agamaku dan Muhammad adalah Nabiku’. Sedangkan orang yang ragu, maka ia berkata, ‘Hah, hah, aku tidak tahu. Aku pernah mendengar orang-orang mengatakan sesuatu sehingga aku mengatakannya pula’.” 556
“Maka, ia dipukul dengan tingkat kecil dari besi sehingga berteriak sangat keras yang didengar oleh segala sesuatu selain manusia, jika didengar oleh manusia tentu dia akan pingsan.” 557
“Setelah ujian itu, bisa mendapatkan kenikmatan atau adzab.” 560
Pasal: “Hingga tiba Kiamat Kubra sehingga ruh-ruh dikembalikan kepada jasadnya.” 567
Pasal:
TENTANG KIAMAT KUBRA 567
“Kiamat yang terjadi, yang telah disampaikan oleh Allah di dalam Kitab-Nya, lewat lidah Rasul-Nya dan disepakati oleh kaum Muslimin.” 570
“Maka, manusia bangkit dari kubur mereka untuk menghadap kepada Rabb alam semesta dengan keadaan tanpa alas kaki, telanjang dan tidak berkhitan.” 572
“Matahari mendekat kepada mereka.” 574
“Dan mereka itu dibungkam dengan keringat.” 576
“Kemudian ditegakkan timbangan dengannya ditimbanglah semua amal para hamba.” 577
“Maka siapa saja yang timbangannya lebih ringan, maka mereka itulah orang-orang yang dirinya merugi dan mereka abadi di dalam Jahannam.” 584
“Terbukalah arsip-arsip itu, dia adalah lembaran-lembaran catatan amal perbuatan.” 586
“Maka, orang yang mengambil kitabnya dengan tangan kanannya dan orang yang mengambil kitabnya dengan tangan kirinya atau dari belakang punggungnya.” 590
Sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala: “Dan tiap-tiap manusia itu telah Kami tetapkan amal perbuatannya (sebagaimana tetapnya kalung) pada lehernya. Dan Kami keluarkan baginya pada hari Kiamat sebuah kitab yang dijumpainya terbuka. ‘Bacalah kitabmu. Cukuplah dirimu sendiri pada waktu ini sebagai penghisab terhadapmu’.” (Al-Isra’: 13-14) 591
“Dan Allah akan melakukan hisab atas semua manusia.” 592
“Dia menyendiri dengan hamba-Nya yang mukmin, lalu menetapkan segala dosanya. Hal itu sebagaimana disebutkan di dalam Kitab dan As-Sunnah. Sedangkan orang-orang kafir, mereka tidak akan dihisab sebagaimana hisab orang-orang yang kebaikan dan keburukannya ditimbang. Mereka tidak memiliki kebaikan tetapi lperbuatan mereka dihitung, lalu mereka tetap dengan perbuatannya, ditetapkan dan dirugikan dengan perbuatannya itu.” 594
“Di padang yang luas di hari Kiamat itu terdapat telaga yang memancarkan air untuk Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam. Airnya lebih putih daripada susu. Lebih manis daripada madu. Gelas-gelasnya sejumlah bintang-bintang di langit. Panjangnya perjalanan satu bulan dan luasnya perjalanan satu bulan. Siapa saja yang minum
Satu kali darinya, setelah itu dia tidak akan haus untuk selama-lamanya.” 598
“Shirath itu terpadang dengan kuat di atas Jahannam. Dia adalah jembatan yang berada di antara surga dan neraka.” 601
“Manusia berjalan di atasnya sesuai dengan kadar amal perbuatannya. Di antara mereka ada yang berjalan seperti kedipan mata. Di antara mereka ada yang berjalan seperti kilat. Di antara mereka ada yang berjalan seperti angin. Di antara mereka ada yang berjalan seperti kuda yang cepat larinya. Di antara mereka ada yang berjalan seperti para penunggang unta. Di antara mereka ada berlari dengan kencangnya. Di antara ada yang berjalan, dan di antara mereka ada yang merangkak.” 602
“Dan di antara mereka ada yang disambar dengan sangat cepat; lalu dilemparkan ke dalam Jahannam. Sesungguhnya di atas jembatan itu penuh dengan gancu-gancu yang menyambar manusia dengan amal perbuatan mereka.” 603
“Maka, barangsiapa berlalu di atas titian dia akan masuk surga. Jika mereka menyeberang di atasnya, maka mereka akan berhenti di suatu jembatan di antara surga dan neraka; sehingga sebagian mengisas sebagian yang lain.” 604
“Jika mereka telah dibersihkan dan disucikan, maka mereka diberi izin untuk masuk surga. Orang yang mula-mula membuka pintu surga adalah Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam.” 605
“Umat yang mula-mula masuk surga adalah umat beliau.” 607
“Pada beliau Shallallahu Alaihi wa Sallam di hari Kiamat tiga macam syafaat.” 609
“Sedangkan syafaat yang pertama adalah yang diberikan kepada semua orang di Padang Mahsyar agar diberikan keputusan mereka setelah para nabi tidak memberikannya. Yaitu: Adam, Nuh, Ibrahim, Musa, Isa putra Maryam.” 611
“Hingga berakhir kepada beliau.” 615
“Sedangkan syafaat kedua adalah syafaat yang diberikan kepada penghuni surga agar mereka masuk surga.” 617
“Dan dua macam syafaat, ini adalah khusus milik beliau.” 618
“Sedangkan syafaat ketiga adalah syafaat yang diberikan untuk mereka yang berhak masuk neraka. Syafaat ini adalah milik beliau, milik semua para nabi, orang-orang shiddiqin, dan lain-lain. Syafaat ini untuk orang-orang yang berhak masuk neraka agar tidak memasukinya dan diberikan untuk penghuni neraka agar dikeluarkan darinya.” 620
“Dan Allah mengeluarkan berbagai kaum dari neraka tanpa syafaat. Akan tetapi, dengan keutamaan dan rahmat-Nya.” 622
“Sehingga di dalam surga tinggal keutamaan untuk orang-orang yang memasukinya dari para penghuni dunia, sehingga Allah menciptakan kaum-kaum untuknya, lalu Allah memasukkan mereka ke dalamnya.” 623
“Dan kelompok-kelompok yang dihimpun oleh kampung akhirat yang berupa hisab, pahala, adzab, dan surga.” 624
“Dan mereka; merinci semua itu disebutkan di dalam kitab-kitab yang diturunkan dari langit dan atsar-atsar dan ilmu yang ma;tsur yang datang dari para nabi.” 625
“Dan dalam ilmu diwarisi dari Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam yang memberikan kepuasan dan kecukupan.” 627
“Siapa yang mencarinya, maka dia akan mendapatkannya.” 628
Pasal: Kelompok yang selamat: Ahlussunnah wal Jama’ah beriman kepada qadar. 629
Pasal:
TENTANG IMAN KEPADA QADAR 629
“Yang baik maupun yang buruk.” 632
Pasal: “Iman kepada qadar memiliki dua derajat. Setiap derajat mencakup dua hal. Derajat pertama; Iman bahwa Allah mengetahui apa-apa yang dilakukan oleh semua makhluk-Nya dengan pengetahuan-Nya yang qadim.” 635
Pasal:
TENTANG DERAJAT-DERAJAT IMAN KEPADA QADAR 635
“Yang mana Dia bersifat dengannya sejak azali dan abadi. Allah mengetahui semua keadaan mereka berupa berbagai ketaatan, kemaksiatan, rezeki, dan ajal. Kemudian Allah menulis ukuran-ukuran semua makhluk di dalam Lauh Al-Mahfuzh.” 637
“Mula-mula yang diciptakan Allah adalah pena. Dia berfirman kepadanya, ‘Tulis!’ Dia berkata, ‘Apa yang harus aku tulis?” 640
“Dia berfirman: ‘Tulis apa-apa yang akan terjadi hingga hari Kiamat’. Apa-apa yang menimpa manusia tidak akan luput darinya dan apa-apa yang luput darinya tidak akan menimpa manusia.” 641
“Pena telah mengering dan lembaran-lembaran telah dilipat. Sebagaimana firman Allah yang artinya: ‘Apakah kamu tidak mengetahui bahwa Sesungguhnya Allah mengetahui apa saja yang ada di langit dan di bumi?; bahwasanya yang demikian itu terdapat dalam sebuah kitab (Lauh Mahfuzh). Sesungguhnya yang demikian itu Amat mudah bagi Allah..” (Al-Hajj: 70) 642
“Dia berfirman, ‘Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.’ (Al-Hadid: 22). Takdir yang mengikuti ilmu Allah berada dalam berbagai tempat kalimat dan sangat rinci. Telah tertulis di dalam Lauh Mhfuzh apa saja yang Dia kehendaki. Jika Dia menciptakan jasad sesosok janin sebelum peniupan ruh ke dalamnya, maka Dia mengutus sesosok malaikat yang diperintah dengan empat kata-kata. Dikatakan kepadanya: tulis rezeki, ajal, amal, sengsara atau bahagia, dan lain sebagainya.” 644
“Takdir ini telah diingkari oleh golongan Qadariyah yang ekstrim di masa lalu dan mereka sekarang dalam jumlah yang sedikit saja mengingkarinya. Sedangkan derajat kedua adalah kehendak Allah yang terlaksana dan qudrat-Nya meliputi, yaitu iman bahwa apa-apa yang dikehendaki Allah jadi, sedangkan apa-apa yang tidak Dia kehendaki tidak akan jadi. Selain itu apa saja yang ada di langit atau di bumi berupa gerak atau diam tiada lain dengan kehendak Allah.” 646
“Tiada yang tidak dia kehendaki dalam milik-Nya, dan dia Maha kuasa atas segala sesuatu dari makhluk yang ada dan yang tiada.” 648
“Maka, tiada suatu makhluk pun di bumi atau di langit, melainkan Allah adalah Penciptanya Subahanahu.” 650
“Tiada pencipta selain-Nya.” 653
“dan tiada Rabb selainnya.” 654
“Namun demikian, Dia telah memerintahkan kepada para hamba untuk taat kepada-Nya dan taat kepada para Rasul-Nya. Melarang mereka maksiat kepada-Nya Subhanahu dan Dia mencintai orang-orang yang bertakwa, orang-orang yang suka berbuat baik dan orang-orang yang berlaku adil.” 655
“Dan Dia ridha kepada orang-orang yang beriman dan beramal shalih. Dan tidak menyukai orang-orang kafir dan tidak ridha kepada kaum yang fasik.” 656
“Dia juga tidak memerintahkan kepada perbuatan keji dan juga tidak ridha kepada kekufuran pada para hamba-Nya.” 658
“Dan Dia tidak menyukai kerusakan.” 659
“Para hamba benar-benar melakukan dan Allah adalah Pencipta perbuatan-perbuatan mereka.” 661
“Hamba adalah setiap orang baik yang mukmin atau yang kafir, yang berbuat baik atau yang jahat, yang melakukan shalat dan puasa.” 662
“Bagi para hamba kekuasaan atas amal-amal perbuatan mereka, bagi mereka kehendak dan Allah Pencipta mereka, Pencipta kekuasaan, dan kehendak semata.” 663
“Sebagaimana firman Allah Ta’ala, ‘(Yaitu) bagi siapa di antara kamu yang mau menempuh jalan yang lurus. Dan kamu tidak dapat menghendaki (menempuh jalan itu) kecuali apabila dikehendaki Allah, Tuhan semesta alam.’ (At-Takwir: 28-29). Derajat qadar yang ini banyak didustakan oleh kebanyakan kelompok Qadariyah yang oleh Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam dinamakan golongan Majusi umat ini. Tentang hal ini kaum yang termasuk ahli itsbat sering berlebih-lebihan sehingga mereka merampas dari tangan hamba kemampuan dan kebebasannya.” 664
“Dan mereka mengeluarkan dari perbuatan-perbuatan Allah dan hukum-hukum-Nya, hikmah-hikmah hukum dan kemaslahatannya.” 665
Pasal: “Di antara prinsip-prinsip Ahlussunnah wal Jama’ah bahwa agama dan iman.” 672
Pasal:
TENTANG IMAN 672
“Ungkapan dan amal perbuatan, ungkapan hati dan lisan, amal perbuatan hati dan lisan, serta anggota badan.” 673
“Dan bahwa iman itu bertambah dengan ketaatan dan berkurang dengan kemaksiatan.” 676
Sebab-sebab Pertambahan Iman 677
Sebab-sebab Berkurangnya Iman 678
“Namun demikian mereka tidak mengafirkan ahlulqiblat dengan berbagai kemaksiatan dan dosa besar secara keseluruhan yang jelas-jelas ia lakukan, sebagaimana yang dilakukan oleh kelompok Khawarij; tetapi ukhuwah imamiah tetap ada, sekalipun dengan adanya berbagai kemaksiatan. Sebagaimana firman Allah yang artinya: ‘Maka barangsiapa yang mendapat suatu pemaafan dari saudaranya, hendaklah (yang memaafkan) mengikuti dengan cara yang baik…’” (Al-Baqarah: 178) 680
“Juga mengatakan ayat yang artinya, ‘Dan jika ada dua golongan dari mereka yang beriman itu berperang hendaklah kamu damaikan antara keduanya! tapi jika yang satu melanggar Perjanjian terhadap yang lain, hendaklah yang melanggar Perjanjian itu kamu perangi sampai surut kembali pada perintah Allah. jika Dia telah surut, damaikanlah antara keduanya menurut keadilan, dan hendaklah kamu Berlaku adil; Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berlaku adil. Sesungguhnya orang-orang beriman itu bersaudara. sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu…’” (Al-Hujurat: 9-10) 682
“Dan mereka tidak mencopot secara keseluruhan keislaman dari orang fasik yang beragama.” 684
“Dan mereka tidak diabadikan di dalam neraka sebagaimana dikatakan ;oleh Mu’tazilah. Akan tetapi, seorang fasik akan masuk ke dalam nama iman mutlaq (secara keseluruhan). Sebagaimana dalam firman Allah: ‘Maka, (hendaklah si pembunuh) memerdekakan hamba sahaya yang mukmin.’ (An-Nisa’: 92) 685
“Dan kadang bisa juga tidak masuk ke dalam nama iman secara mutlak (keseluruhan) sebagaimana dalam firman Allah Ta’ala: ‘Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka yang apabila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya bertambahlah iman mereka (karenanya).’ Dan sabda Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam: ‘Tidaklah seorang dikatakan mukmin (yang sempurna imannya) tatkala melakukan zina.’” 686
“Dan tidaklah seorang dikatakan mukmin (yang sempurna imannya) tatkala melakukan pencurian. Dan tidaklah seorang dikatakan mukmin (yang sempurna imannya) tatkala meminum khamar. Dan tidaklah seorang dikatakan mukmin (yang sempurna imannya) tatkala ia merampok sesuatu yang berharga, dimana manusia tertuju kepadanya tatkala melakukan perampokan.” 688
Mereka berkata, “Dia seorang mukmin dengan imannya yang kurang atau mukmin dengan imannya dan fasik dengan dosa besarnya, maka dia tidak diberi nama mutlak dan tidak dicopot kemutlakan (secara keseluruhan) namanya.” 689
“Di antara prinsip-prinsip Ahlussunnah wal Jama’ah adalah kebersihan hati dan lidah mereka terhadap para sahabat Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam 690
Pasal:
TENTANG SIKAP AHLUSSUNNAH WAL JAMA’AH TERHADAP PARA SHAHABAT RASULULLAH SHALLALLAHU ALAIHI WA SALLAM 690
“Sebagaimana mereka itu disifati oleh Allah dalam firman-Nya Ta’ala, ‘Dan orang-orang yang datang sesudah mereka (Muhajirin dan Anshor), mereka berdoa: “Ya Rabb Kami, beri ampunlah Kami dan saudara-saudara Kami yang telah beriman lebih dulu dari Kami, dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati Kami terhadap orang-orang yang beriman; Ya Rabb Kami, Sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang’.” (Al-Hasyr: 10) 692
“Dan ketaatan kepada Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam dalam ucapan beliau: ‘Janganlah kalian mencaci-maki’.” 694
“Para shahabatku; demi Dzat yang jiwaku ada di tangan-Nya; jika salah seorang dari kalian berinfak emas sebesar Gunung Uhud; maka tidak akan sampai satu mud salah seorang dari mereka atau setengahnya.” 695
“Mereka menerima apa-apa yang dibawa oleh Al-Kitab, As-Sunnah, dan ijma’ berupa berbagai keutamaan dan tingkatan-tingkatan mereka.” 697
“Mereka mengutamakan orang yang berinfak dan berperang sebelum Fathu Makkah, yaitu: Perjanjian Hudaibiyah di atas orang yang berinfak dan berperang setelah itu.” 698
“Mereka mengutamakan kaum Mujahirin daripada kaum Anshar.” 700
“Mereka juga beriman bahwa Allah berkata kepada Ahli Badar, ‘jumlah mereka tiga ratus lebih beberapa belas orang’, ‘Perbuatlah sekehendak kalian, Aku telah mengampuni kalian semua’.” 701
“Bahwa tidak akan masuk neraka seseorang yang telah berbai’at di bawah pohon, sebagaimana yang telah disampaikan oleh Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam, bahkan Allah telah ridha kepada mereka dan mereka ridha kepada Allah. Mereka dengan jumlah lebih dari seribu empat ratus.” 704
“Dan mereka bersaksi akan masuk surga semua orang yang dipersaksikan oleh Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam akan masuk surga. Seperti sepuluh orang dan Tsabit bin Qais bin Syammas.” 709
“Dan selain mereka dari kalangan para shahabat. Dan mereka juga menetapkan apa-apa yang secara mutawatir dinukil dari Amirul Mukminin Ali bin Abu Thalib Radhiyallahu Anhu dan selainnya bahwa sebaik-baik orang dalam umat ini setelah Nabinya adalah Abu Bakar, lalu Umar.” 711
“Mereka menomortigakan Utsman dan Menomorempatkan Ali Radhiyallahu Anhum sebagaimana telah ditunjukkan oleh beberapa atsar dan sebagaimana hasil kesepakatan pada shahabat untuk mendahulukan Utsman dalam berbai’at.” 713
“Padahal sebagian Ahlussunnah berbeda pandangan tentang Utsman dan Ali Radhiyallahu Anhuma setelah mereka sepakat untuk mendahulukan Abu Bakar dan Umar tentang siapa di antara keduanya yang lebih utama? Maka, sebagian kaum mendahulukan Utsman dan yang lain diam atau menomorempatkan Ali. Sedangkan sebagian kaum yang lain mendahulukan Ali dan sebagian lagi tidak berkomentar.” 714
“Akan tetapi, telah baku perkara Ahlussunnah wal Jama’ah dalam hal mendahulukan Utsman, sekalipun masalah ini “yakni masalah Utsman dan Ali” adalah bukan bagian dari perkara pokok yang menjadikan orang yang menentangnya sebagai seorang yang sesat menurut jumhur Ahlussunnah; tetapi masalah yang berpotensi menjadikan orang tersesat adalah masalah kekhilafahan. Hal itu karena mereka beriman bahwa seorang khalifah setelah Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam adalah Abu Bakar, lalu Umar, lalu Utsman, lalu Ali. Siapa saja yang mencela berkenaan dengan kekalifahan salah seorang dari mereka para imam itu, dia adalah orang yang lebih sesat daripada keledai jinak piaraan.”
“Mereka mencintai anggota keluarga Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam.” 717
“Membela mereka dan menjaga mereka sebagaimana wasiat Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam sebagaimana yang beliau ungkapkan pada saat di Ghadirkhum, ‘Kuingatkan kalian semua akan Allah berkenaan dengan anggota keluargaku’.” 719
“Juga bersabda kepada Al-Abbas, paman beliau ketika beliau mengadu bahwa sebagian orang Quraisy tidak ramah terhadap bani Hasyim; maka beliau bersabda, “Demi Dzat yang jiwaku ada di tangan-Nya, mereka tidak beriman sehingga mereka mencintai kalian semua karena Allah dan karena kekerabatan kalian denganku’.” 720
“Beliau bersabda, ‘Sesungguhnya Allah telah memilih bani Isma’il dan dari bani Isma’il memilih Kinanah; dari Kinanah memilih Quraisy; dari Quraisy memilih bani Hasyim; dan memilihku dari bani Hasyim. Mereka juga sangat mencintai dan membela para istri Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam sebagai para ibu kaum mukminin. Selain mereka juga beriman bahwa mereka adalah istri-istri beliau di akhirat.” 721
“Khususnya Khadijah Radhiyallahu Anha; ibu kebanyakan putra beliau dan orang pertama yang beriman kepada beliau.” 723
“Dia membantu beliau dalam segala urusan dan dia memiliki kedudukan yang tinggi dalam pandangan beliau. Demikian juga, Ash-Shiddiqah bintu Ash-Shiddiq Radhiyallahu Anha yang diungkapkan tentangnya oleh beliau, ‘Keutamaan Aisyah atas semua wanita adalah laksana keutamaan bubur atas segala macam makanan’.” 724
“Mereka melepaskan diri dari cara Rawafidh, yang mana mereka membenci dan mencaci-maki para shahabat.” 727
“Juga dari cara-cara golongan An-Nawashib yang menyakiti Ahlulbait dengan ucapan dan dengan perbuatan nyata.” 728
“dan mereka menahan diri dari pertikaian yang ada di antara para shahabat.” 729
“Mereka berkata, ‘Atsar-atsar yang telah diriwayatkan berkenaan dengan keburukan-keburukan mereka, di antaranya dusta; dan di antaranya lagi sudah ditambah-tambahi, dikurangi, atau diubah penampilan sesungguhnya. Yang benar dalam perkara ini adalah bahwa mereka dalam hal ini cukup bisa diterima alasan mereka, apakah karena berijtihad dan hasilnya benar; atau berijtihad dan hasilnya salah’.” 731
“Namun demikian mereka tidak berkeyakinan bahwa masing-masing dari para shahabat terjaga dari dosa-dosa besar dan dosa-dosa kecil.” 732
“Bahkan boleh saja mereka berdosa sebagaimana manusia pada umumnya; tetapi mereka memiliki amal-amal di masa lalu dan berbagai keutamaan yang menyebabkan ampunan atas apa-apa yang muncul dari mereka jika muncul.” 733
“Sehingga mereka diampuni segala keburukannya yang tidak akan diampuni untuk orang-orang setelah mereka. Karena mereka memiliki berbagai kebaikan yang menghapuskan semua keburukan yang tidak akan berlaku untuk orang-orang setelah mereka. Telah baku dengan dasar sabda Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bahwa mereka berada di dalam abad terbaik. Sehingga satu mud dari salah seorang dari mereka jika ia sedekahkan lebih baik daripada emas sebesar Gunung Uhud bagi orang-orang setelah mereka. Kemudian jika muncul satu dosa dari satu orang di antara mereka, maka telah diterima taubatnya karena dosa itu. Atau ia datang dengan berbagai kebaikan yang menghapusnya. Atau ia diampuni karena kebaikannya yang telah lalu.” 735
“Atau dengan syafaat Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam. Yang mana mereka adalah orang-orang yang paling berhak mendapatkan syafaatnya atau dia diuji dengan suatu bala ketika di dunia sehingga dengannya ia diampuni segala dosanya. Jika ini berkenaan dengan dosa-dosa yang nyata, maka bagaimana dengan perkara-perkara yang mereka berupaya berijtihad berkenaan dengannya: jika mereka benar, maka bagi mereka dua pahala; sedangkan jika mereka salah, maka bagi mereka satu pahala; sedangkan kesalahan diampuni. Kemudian bahwa kapasitas orang yang mengingkari perbuatan sebagian shahabat sangat sedikit namun di sisi lain mereka memiliki berbagai keutamaan dan kebaikan itu.” 737
“Berupa iman kepada Allah dan Rasul-Nya, jihad di jalan-Nya, hijrah, pembelaan, ilmu yang bermanfaat, dan amal shalih. Siapa saja yang mencermati sirah kaum itu dengan penuh ilmu dan hujjah yang nyata, dan apa-apa yang datang dari Allah berupa berbagai keutamaan pada mereka, maka ia akan mengetahui secara meyakinkan bahwa mereka adalah manusia terbaik setelah para nabi.” 739
“Tiada dan tidak akan ada orang seperti mereka. Dan bahwasanya mereka adalah manusia pilihan daripada manusia-manusia dalam abad-abad umat ini yang merupakan umat terbaik dan termulia menurut Allah Ta’ala.” 740
Pasal: “Di antara prinsip-prinsip Ahlussunnah wal Jama’ah: pembenaran adanya berbagai karomah pada diri para wali.” 742
Pasal:
TENTANG KAROMAH PARA WALI 742
Peringatan 746
“Apa-apa yang dilangsungkan oleh Allah di tangan-tangan mereka adalah bagian dari kejadian-kejadian di luar kebiasaan. Yang berupa berbagai ilmu dan mukasyafat (pembukaan rahasia); berbagai kemampuan dan pengaruh-pengaruhnya.” 747
“Sebagaimana yang ma’tsur dari pendahulu-pendahulu umat ini di dalam surat Al-Kahfi dan lainnya. Juga dari dalam umat ini dari pa ra shahabat, tabi’in, dan seluruh generasi umat. Semua itu akan ada di tengah-tengah mereka hingga tiba hari Kiamat.” 749
Pasal: “Kemudian sebagian dari jalan Ahlussunnah wal Jama’ah adalah mengikuti atsar Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam” 751
Pasal:
TENTANG JALAN AHLUSSUNNAH YANG BERSIFAT PRAKTIS 751
“Batin dan lahir” 752
“dan mengikuti jalan orang-orang terdahulu dan mula-mula dari kalangan Muhajirin dan Anshar.” 755
“Dan mengikuti wasiat Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam yang telah bersabda, ‘Hendaknya kalian mengikuti sunnahku dan sunnah para khulafa’ arrasyidin yang mendapatkan petunjuk setelahku. Berpegang teguhlah kepadanya dan gigitlah ia dengan gigi geraham’.” 756
“Dan jauhilah oleh kalian perkara-perkara baru dalam agama.” 757
“Karena setiap perkara baru dalam agama adalah bid’ah dan setiap bid’ah adalah kesesatan.” 758
“Mereka mengetahui bahwa perkataan yang paling benar, firman Allah.” 763
“sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam.” 764
“Mereka mengutamakan kalamullah atas ucapan selainnya dari kalangan berbagai macam manusia. mereka juga mengutamakan petunjuk Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam atas petunjuk siapa pun orangnya.” 765
“Oleh sebab itu, mereka dinamakan Ahli Kitab wa As-Sunnah; juga dinamakan ahluljama’ah karena jama’ah adalah dalam perkumpulan dan kebalikannya adalah perpecahan, sekalipun Lafazh Al-Jama’ah telah menjadi nama kaum yang berkumpul itu sendiri.” 767
“Ijtima’ adalah pokok ketiga yang bertumpu di atasnya dalam ilmu dan agama.” 768
“Mereka selalu menimbang dengan tiga dasar ini semua apa yang berlangsung di kalangan manusia berupa perkataan atau perbuatan, baik yang batin maupun yang lahir. Yang memiliki kaitan dengan agama. Ijma’ yang ditetapkan olehnya adalah ijma’ yang ada di kalangan para Salafushshalih, karena setelah mereka banyak perbedaan pendapat dan umat telah menyebar.” 771
Pasal: “Mereka dengan dasar-dasar ini melakukan amar ma’ruf dan nahi munkar kepada apa-apa yang diwajibkan oleh syariat.” 773
Pasal:
TENTANG MANHAJ AHLUSSUNNAH WAL JAMA’AH DALAM AMAR MA’RUF DAN NAHI MUNKAR DAN SIFAT-SIFAT BAIK LAINNYA 773
‘Mereka juga berpendapat untuk menegakkan ibadah haji, jihad, shalat berjama’ah, hari-hari raya dengan para pemimpin, baik pemimpin yang baik maupun pemimpin yang buruk.” 780
“Mereka selalu memelihara shalat jama’ah dan beribadah dengan nasihat bagi umat.” 784
“Mereka juga meyakini arti sabda Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam, ‘Seorang mukmin terhadap seorang mukmin yang lain adalah seperti sebuah bangunan yang kokoh. Sebagian menguatkan sebagian yang lain’. Ketika itu beliau menganyam jari-jarinya.” 787
“Dan sabda beliau Shallallahu Alaihi wa Sallam, ‘Perumpamaan orang-orang mukmin dalam hal saling cinta, kasih sayang dan kelemah-lembutan adalah seperti jasad. Jika salah satu bagian menderita sakit maka akan meluas kepada seluruh anggota jasad itu dengan rasa demam dan susah tidur.’” 788
“Dan memerintahkan untuk selalu bersabar ketika menghadapi suatu bala’ 789
“Dan bersyukur ketika bahagia dan ridha dengan pahitnya qadha.” 791
Penutup 794
“Dan mereka mengajak kepada akhlak mulia dan amal perbuatan yang baik. Mereka juga meyakini makna sabda Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam, ‘Orang-orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah mereka yang paling baik akhlaknya’.” 795
“Mereka juga menyeru agar Anda menyambung silaturrahim orang yang memutuskan hubungan dengan Anda.” 796
“Dan engkau beri siapa yang tidak memberi kepada Anda; engkau maafkan siapa saja yang zalim kepada Anda.” 798
“Mereka juga menyuruh berbakti kepada kedua orang tua.” 799
“Dan memerintahkan menyambung silaturrahim.” 803
“Dan juga baik kepada tetangga.” 805
“Berbuat baik kepada anak-anak yatim dan orang-orang miskin.” 807
“Ibnu sabil dan lemah-lembut kepada para budak.” 808
“Mereka juga melarang berbangga-bangga, menyombongkan diri, melampaui batas, sikap angkuh terhadap makhluk (orang lain) dengan hak atau tidak dengan hak.” 809
“Mereka juga memerintahkan kepada akhlak yang luhur dan mencegah dari kehinaannya. Semua yang mereka katakan dan mereka lakukan baik hal ini atau lainnya, dalam hal itu mereka mengikuti Al-Kitab dan As-Sunnah. Jalan mereka adalah agama Islam yang karenanya Allah mengutus Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam.” 812
“Akan tetapi, ketika Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam menyampaikan bahwa umatnya akan terpecah menjadi tujuh puluh tiga golongan yang semuanya akan masuk neraka kecuali satu golongan.” 813
“Dia adalah al-jama’ah; dalam hadits dari beliau bersabda, ‘Mereka adalah orang yang berada pada posisi yang kini aku dan para shahabatku berada padanya; Jadi mereka adalah orang-orang yang berpegang teguh kepada Islam yang murni dan bersih dari segala macam campuran, mereka itu adalah Ahlussunnah wal Jama’ah’.” 814
“Di antara mereka adalah orang-orang shiddiqun.” 815
“Dan para syuhada.” 817
“Di antara mereka juga adalah orang-orang shalih; diantaranya para tokoh yang berpetunjuk dan pelita-pelita malam gulita yang memiliki kisah pribadi yang penuh keteladanan yang ma’tsur dan keutamaan yang disebutkan.” 818
“Di antara mereka adalah orang-orang khusus dan di antara mereka juga para imam dalam agama yang disepakati oleh kaum Muslimin bahwa mereka berpetunjuk dan berpengetahuan. Mereka adalah golongan yang diselamatkan.” 819
“Yang telah Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam sabdakan berkenaan tentang mereka, ‘Masih ada sekelompok dari umatku selalu tampil dalam kebenaran, tidak memadharatkan mereka orang-orang yang menelantarkan mereka, hingga tiba hari Kiamat’.” 821
“Maka kita memohon kepada Allah Yang Mahaagung agar sudi kiranya menjadikan kita bagian dari mereka, dan janganlah hati kami condong kepada kesesatan sesudah (Engkau) beri petunjuk kepada kami, dan memberi kita rahmat dari sisi-Nya, karena sesungguhnya Dia adalah Maha Pemberi (karunia). Allah yang lebih tahu. Dan semoga Allah melimpahkan shalawat kepada Muhammad, keluarga dan para shahabatnya. Serta memberikan salam tak terhitung jumlahnya kepada mereka.” 823
Review Buku Syarah Aqidah Wasithiyah
Author: Google+ by Toko Buku Islam Online Terpercaya
Kunjungi channel kami di Wisata Buku Online
Syarah Aqidah Wasithiyah – Syaikh Muhammad Al Utsaimin – Penerbit Darul Falah
Wisata Buku